Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau
lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota
tubuh lainnya seperti tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paksa
baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.Inilah yang dirasakan oleh
seorang siswa SD di Meulaboh.Nasib
tragis kembali menimpa anak Aceh, kali ini bocah SD berinisal LY di Aceh Barat
melahirkan seorang bayi perempuan akibat diperkosa seorang pemuda yang
merupakan tetangganya sendiri. Bocah yang baru kelas V SD tersebut melahirkan
di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien (RSU CND) Jumat Sore, (2/10). Ayah korban
kepada sejumlah wartawan Sabtu, (3/10) mengatakan pemerkosaan berawal saat
pemuda berinisial SA bertandang ke rumahnya. Saat itu ibu korban yang hendak
pergi melayat orang meninggal menitipkan LY bersama pelaku. Menurut ayah
korban, pelaku sebelumnya dikenal santun dan rajin menolong siapa saja,
sehingga tidak ada kecurigaan dari ibunya saat menitipkan LY. Ia menambahkan
pihaknya sudah pernah melapor kasus itu kepada Polres Aceh Barat, namun sejak
dilapor hingga anaknya melahirkan belum ada tindakan apapun dari polisi. Atas
peristiwa yang menimpa anaknya itu, ia mengaku sangat terpukul karena anak
seusia LY yang harusnya masih sekolah kini harus putus sekolah akibat perbuatan
tetangganya itu.” Hmm, memang tragis sekali. Membaca berita tersebut di atas,
rasanya banyak hal yang tidak bisa diterima akal sehat kita. Rasanya sulit
diterma. Bahkan tidak mampu mencernanya, karena memang terasa sangat tragis dan
tidak masuk di akal. Bukan hanya tragis, tetapi juga heran. Ya, banyak sekali
pertanyaan bergelayut dalam pikiran kita. Bagaimana kasus pemerkosaan terhadap
anak yang masih kelas lina SD ini bisa terperam begitu lama, hingga LY yang
masih kelas V SD ini selama berbulan-bulan mengandung? Mengapa kasus ini baru
terungkap sekarang? Mengapa kasus ini baru menjadi pemberitaan ketika ia
melahirkan seorang anak perempuan?. Mangapu pula masyarakat di sekitar tempat
kejadian juga berdiam diri? Apakah memang kasus kekerasan seksual seperti ini
memang selama ini dianggap aib keluarga dan harus disembunyikan? Mengapa kita
tega melihat anak yang belum mamp secara fisik dan psikis dibiarkan melahirkan
dan menjadi ibu? Apakah hukum di negeri ini tidak bisa diterapkan untuk
menghukum pelaku? Mengapa pula polisi tidak menindaklanjuti laporan orang tua
korban yang masih di bawah umur itu? Anak korban perkosaan dan melahirkan bayi
itu menderita sepanjang masa Berita tentang kasus ini, benar- benar membuat
kita bertanya-tanya. Ya, mengapa kasus kekerasan seksual yang melanggar hukum,
melanggar Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) dan melanggar hukum syariat
ini, tidak tertangani secara hukum? Apa yang terjadi hingga dibiarkan anak yang
masih ingusan, yang belum siap secara fisik dan nirfisik menjadi ibu itu harus
melahirkan seorang bayi? Bagaimana pula ya anak yang masih kelas V SD bisa
melahirkan? Entahlah. Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini tidak terlalu perlu
untuk kita jawab sekarang. Mungkin pula pertanyaan ini harus dijawab lebih
dahulu, agar bisa melihat kasus itu lebih jelas. Namun, yang perlu kita
tanggapi adalah mengapa kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak kini
kian marak terjadi? Celakanya kasus-kasus kejahatan seksual terhadap anak-anak
itu dilakukan oleh orang-orang dewasa dan orang-orang terdekat dengan anak,
seperti orang tua, abang, atau tetangga. Bukan hanya itu, tindakan kekerasan
seksual terhadap anak terjadi seperti beruntun terus. Kasus ini terjadi secara
beruntun di negeri syariat. Sungguh sangat tidak masuk akal.
Stop segala bentuk tindak kejahatan terhadap anak sekarang
juga Membaca berita tentang kasus bocah kelas V SD yang melahirkan seorang anak
perempuan di Meulaboh Aceh barat ini, selain melahirkan banyak pertanyaan kita,
kasus ini memberikan kita sinyal bahwa Aceh saat ini, benar-benar sedang
dilanda oleh bencana tsunami kedua. Bedanya kalau pada tanggal 26 Desember 2004
yang lalu, gelombang raksasa yang meluluhlantakan Aceh, kini Aceh dilanda oleh
tsunami moral. Tsunami moral yang merusak akhlak dan perilaku orang Aceh yang
membuat Aceh bisa ditetapkan sebagai daerah yang kondisinya dalam darurat
kekerasan dan kekejaman terhadap anak-anak. Moralitas masyarakat Aceh seakan
dihempas oleh tsunami dan menyebabkan hilangnya akal sehat kebanyakan orang di
Aceh. Ya, berbagai bentuk kerusakan moral kini terjadi di Aceh. Kasus-kasus
kekerasan seksual dan kasus kasus tindak kekerasan dan kekejaman terhadap
anak-anak di Aceh yang terjadi belakangan ini menjadi potret buram dan kelam
kehidupan dan masa depan anak-anak di Aceh. Tentu hal ini akan sangat berbahaya
bagi masa depan anak-anak Aceh ke depan. Oleh sebab itu, kondisi buruk ini
tidak bisa dibiarkan dan tidak boleh terjadi lagi. Orang tua, tidak boleh lagi
percaya dengan orang-orang dekat, tetangga, untuk menitipkan anak-anak,
terutamaanak-anak perempuan. Karena seperti dalam kasus ini, tetangga yang
seharian dilihat sebagai sosok yang baik dan santun, pada kenyataannya,
melakukan tindakan pemerkosaan terhadap anak-anak yang masih di bawah umur.
Orang tua, di rumah juga harus sangat waspada dan tidak boleh lagi percaya
siapapun lagi. Karena dalam banyak peristiwa terjadinya tindak kekerasan dan
kekejaman seksual terhadap anak, rumah yang diisi oleh saudara-saudara dekat
itu tetap menyimpan bahaya bagi anak-anak kita. Orang tua, memang tidak boleh
lalai. Selain itu, bila ada kasus serupa menimpa anak-anak kita, jangan lagi
merasa malu untuk melaporkan kasus itu ke pihak yang berwajib. Bila polisi yang
berada di tempat kejadian tidak menindak lanjuti, sekarang banyak cara atau
media untuk melaporkan kasus itu. Jadi jangan dibenam kasusnya, karena akan
sangat membuat anak korban perkosaan itu sangat menderita dan kehilangan masa
depannya.Ini
kasusnya sudah lama pak, kenapa saya ingin mereviewnya lagi ? karna sekarang
dimana-dimana kita denger kasus pemerkosaan anak yang dibawah umur. Dia aceh
saja sudah banyak sekali kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa
kepada anak uang dibawah umur, cukup sayang dan prihatin dengan pemerkosaan.
Comments